print this page Print halaman ini BIOLOGI SMA: 2011

I made this widget at MyFlashFetish.com.

Pages

Senin, 23 Mei 2011

KUIS 3

Minggu, 01 Mei 2011

PRESENTASI STRUKTUR DAN FUNGSI ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI DAN WANITA















Rabu, 13 April 2011

Kuis Struktur dan fungsi alat-alat reproduksi pada laki-laki dan wanita

JAWABLAH PERTANYAAN INI DI KOTAK KOMENTAR YANG DISEDIAKAN ATAU DI KERTAS KOSONG PADA LKPD JANGAN LUPA SERTAKAN NAMA DAN NOMER ABSEN KALIAN......Selamat Mengerjakan.........

KUIS PROSES PEMBENTUKAN SEL KELAMIN DAN OVULASI


JAWABLAH PERTANYAAN INI DI KOTAK KOMENTAR YANG DISEDIAKAN ATAU PADA LEMBARAN DI LKPD JANGAN LUPA SERTAKAN NAMA DAN NOMER ABSEN KALIAN......Selamat Mengerjakan........

SOAL TANTANGAN

1. Seorang ibu menderita kanker rahim sehingga tidak bisa mengandung. Namun, ibu tersebut tetap dapat menghasilkan sel telur (ovum) secara normal. Oleh karena itu, ibu tersebut berniat untuk melakukan fertilisasi in vitro (proses bayi tabung). Kemudian, sel telur yang telah di fertilisasi tersebut ditanam di dalam rahim seorang ibu sewaan. Setelah sembilan bulan, saat bayi tersebut lahir, ibu sewaan tersebut tidak mau menyerahkan bayinya kepada ibu yang memberikan sel telur. Menurut Anda, siapakah yang berhak untuk memiliki bayi tersebut? Siapakah ibu yang “sebenarnya”? Apa kriteria Anda untuk menentukan siapa yang lebih berhak memiliki bayi tersebut?


2. Pernikahan di bawah umur dapat membahayakan kesehatan ibu dan kesehatan bayi baik ketika dalam kandungan maupun setelah dilahirkan. Apa yang akan Anda lakukan dalam kehidupan nyata sehubungan dengan hal ini? Tinjaulah kasus tersebut secara biologis maupun sosiologis.

JAWABLAH PERTANYAAN INI DI KOTAK KOMENTAR YANG DISEDIAKAN JANGAN LUPA SERTAKAN NAMA DAN NOMER ABSEN KALIAN JAWABAN TERCEPAT DAN BENAR MENDAPATKAN POINT TERTINGGI.....Selamat Mengerjakan.............


Senin, 04 April 2011

Gangguan pada Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
1.  Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.
a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan  seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada  vagina, serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh  virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser.Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan  uterus,  oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan  kelenjar limfa panggul.Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi  saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.
c. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar  ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.

d. Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
e. Hamil Anggur
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan
bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.


f. kanker leher rahim
Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan bercampur dengan darah

g. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas)

2.  Gangguan pada sistem Reproduksi Pria
Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme,  prostatitis, epididimitis, dan  orkitis.
a. Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi  hormon, seperti hormon androgen dan  estrogen. Gangguan ini menyebabkan  infertilitas,  impotensi, dan tidak adanya
tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.

b. Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian  hormon   human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testoteron
c. Uretritis, peradangan  uretra dengan gejala rasa gatal pada  penis dan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis,  Ureplasma urealyticum, atau  virus herpes.
d.  Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coli ataupun bukan bakteri.

e. Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia.
f.  Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh  virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan  infertilitas.
g. sifilis, Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
h. Condiloma Accuminata
 Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
i. Gonorhoe
Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil,  pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah 
j. Impoten
Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukan  ereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan  kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional seseorang.
k. aids
Tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit AIDS. Banyak orang menghubungkan penyakit AIDS dengan kondisi tubuh yang menjadi kurus dan bercak-bercak merah, padahal hal tersebut belum tentu benar. Penyakit AIDS hanya dapat menyebar melalui kontak cairan tubuh secara langsung, Seperti transfusi darah dan hubungan seksual. AIDS akan menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.


3.  Teknologi Reproduksi pada Manusia  
Sekarang banyak ditemukan berbagai teknologi yang berperan untuk mengatasi permasalahan sistem reproduksi manusia. Misalnya saja, penemuan teknik bayi tabung, dan pembuatan berbagai alat kontrasepsi. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak dan pahami ulasan berikut.
a. Amniosentesis
Amniosentesis merupakan teknik pengambilan cairan amnion untuk dianalisis secara genetik. Pengambilan cairan ini dimaksudkan agar penyakit genetik dan penyakit bawaan yang lahir saat fetus dalam uterus dapat terdeteksi. Sama seperti teknik ini adalah pengambilan sampel vilus korion (chorionic villus sampling).
b. Pencitraan Ultrasound
Pencitraan ultrasound atau pindai bunyi ultra merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk menampilkan keadaan kesehatan bayi dalam rahim ibu. Selain itu, adanya alat ini menjadikan dokter mampu mengetahui jenis kelamin bayi.
c. Ferlitisasi In Vitro
Teknik ini digunakan untuk membantu pasangan tanpa anak yang menginginkan keturunan. Apabila oviduk seorang wanita tersumbat, ovum yang berada pada folikel dapat diambil. Ovum tersebut difertilisasi pada cawan petri di laboratorium. Jangka waktu 2,5 hari, embrio yang telah membelah sebanyak 8 sel ditempatkan pada uterus sehingga terjadi implantansi. Teknik demikian dinamakan teknik bayi tabung.
d. Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh suami atau istri untuk mencegah pembuahan (fertilisasi) dan kehamilan. Upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode rintangan dan metode ritme.Metode rintangan merupakan kontrasepsi yang menggunakan suatu alat. Alat-alat yang digunakan misalnya kondom pria atau diafragma wanita, IUD (Intra Uterine Device) atau perkakas intrauterus pada wanita, dan pil pengontrol kelahiran. Kondom merupakan lapisan karet lateks yang menutupi penis untuk mengumpulkan semen. Seperti fungsi kondom, pada wanita menggunakan diafragma, yakni tudung karet  berbentuk kubah yang dipasang pada bagian atas vagina sebelum hubungan kelamin. Kedua cara ini lebih efektif bila digunakan bersama dengan busa atau jeli spermasidal (pembunuh sperma). IUD merupakan plastik kecil atau perkakas logam yang dimasukkan ke dalam rongga uterus dengan fungsi mencegah implantasi blas-
tosis dalam uterus. Sedangkan penggunaan pil pengontrol kehamilan dilakukan dengan meminumnya secara teratur.
Di samping cara-cara tersebut, metode rintangan juga dapat dilakukan dengan cara  sterlisasi. Sterelisasi pada pria dilakukan dengan vasektomi, yakni pemotongan kedua vas deferens pada saluran reproduksi pria. Ini dilakukan supaya sperma tidak dapat masuk ke dalam uretra. Adapun pada wanita, proses sterelisasi dilakukan dengan pengikatan tuba falopi (tubal ligation) atau tubektomi. Cara ini dilakukan dengan melakukan pengikatan pada sebagian oviduk sehingga sel telur tidak dapat masuk ke dalam uterus. Sebenarnya kedua cara ini cukup aman, namun pemotongan saluran reproduksi ini sulit dikem-balikan alias permanen.
Metode yang digunakan untuk mengontrol proses kelahiran berikutnya ialah metode ritme. Metode ritme atau keluarga berencana alamiah merupakan cara berpantang berhubungan kelamin pada saat tertentu sehingga tidak terjadi fertilisasi. Untuk melakukan metode ini, setiap pasangan suami-istri harus mengetahui siklus menstruasi  terutama pada fase ovulasi. Sebab, dengan mengetahui masa subur  istri, sang suami dapat menghindari untuk tidak berhubungan kelamin.

Jumat, 01 April 2011

SIKLUS MENSTRUASI, FERTILISASI, GESTASI, PERSALINAN, DAN ASI

A. SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita sudah memasuki masa suburnya. Secara biologis, menstruasi menandakan sudah terbuangnya sel telur miliknya yang sudah matang. Pembuangan ini dilakukan karena ada proses pergantian sel telur dengan sel telur yang baru. Bayangkan saja, kalau seandainya tubuh tidak mengeluarkan sel telur yang sudah matang ini, maka akan menjadi sel telur yang busuk.Menstruasi terjadi pada semua wanita yang sehat dan memiliki  organ reproduksi yang sehat juga. Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa wanita memiliki organ reproduksi yang sehat, dan merupakan salah satu indikator kesuburan.Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan siklus dan pola menstruasi menjadi tidak teratur, yaitu:
1)  kondisi hormonal belum stabil,
2) kondisi Fisik terganggu,
3)  kondisi psikis terganggu,
4)  kurangnya asupan gizi,
5)  hamil.

1. Fase Menstruasi
Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon estrogen dan progesteron. Sekitar lima hari pertama menstruasi, kedua hormon tersebut mengalami reduksi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya endometrium melalui pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah menjadi sangat tipis.  

b. Fase Praovulasi
Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai. Pada fase ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel untuk meng-hasilkan hormon estrogen dan progesteron. Adanya rangsangan hormon estrogen dan progesteron membuat lapisan endometrium yang luruh terbentuk kembali.
c. Fase Ovulasi
Setelah fase praovulasi, selanjutnya ialah fase ovulasi. Fase ovulasi terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus menstruasi terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon estrogen sangat banyak. Oleh karenanya, sekresi hormon FSH mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya stimulasi hormon LH pada folikel menjadikan folikel semakin matang. Pematangan folikel menyebabkan sel telur keluar dari folikel. Peristiwa ini dinamakan ovulasi.
d. Fase Pascaovulasi
Berikutnya, setelah fase praovulasi adalah fase pascaovulasi yang berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan. Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna kuninyang disebut korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga siap untuk penanaman embrio.Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi,  korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Akibatnya, sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron,  endometrium tidak bisa bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi





B. FERTILISASI

Peristiwa  fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi  ovum di tuba fallopii, maka terjadilah zigot. Kira-kira 24 sampai 30 jam setelah proses pembuahan,  zigot menyelesaikan pembagian sel pertamanya. Proses  mitosis, satu sel terbagi menjadi dua, dua menjadi empat, delapan, enam belas, dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut  morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut   blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian disebut blastula. Lapisan terluar blastula disebut trofoblas
merupakan dinding blastula yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta). Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram dengan garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari ke-28 setelah fertilisasi,  plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan  fetus. Pada sistem hubungan plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah  janin.

Gambar Perkembangan Morula Menjadi Blastula

Masa di dalam  blastula disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastula ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus). Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah  ovulasi, blastula sampai di  rongga uterus,  hormon progesteron merangsang pertumbuhan  uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah  fertilisasi, trofoblas me nempel pada dinding uterus (melakukan  implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi produksi  hormon estrogen dan  progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofo blas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan.  Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.Setelah satu minggu, sel-sel pada kumpulan sel sebelah dalam membentuk dua lapisan yang disebut   hipoblas  dan   epiblas. Hipoblas tumbuh menjadi kantung inti telur yang menjadi salah satu bagian tempat lewatnya nutrisi yang diberikan oleh ibu pada embrio muda. Sel-sel dari epiblas membentuk suatu selaput yang disebut  amnion, di mana di dalamnya ada  embrio dan kemudian janin berkembang sampai lahir.
1)   Pembuatan lapisan lembaga
Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan jaringan di sebelah luar disebut ektoderm dan di sebelah dalam endoderm. Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan demikian terbentuklah  usus primitif dan kemudian terbentuk pula kantung kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia, kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang. Namun, kantung ini sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), misalnya ayam dan bebek, karena kantung ini berisi persediaan makanan bagi embrio.Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan  mesoderm. Proses terbentuknya lapisan ektoderm, endoderm, dan mesoderm disebut gastrulasi. Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga ( germ layer). Semua bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut.  Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm membentuk  saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk antara lain  rangka,  otot,  sistem peredaran darah,  sistem ekskresi, dan sistem reproduksi.
2)   Membran  ( lapisan  embrio)
Membran embrio meliputi 4 macam, yaitu kantung kuning telur ( yolk  sac), amnion, alantois, dan  korion.
a)  Kantung kuning telur (yolk sac)
  Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis yang berisi persediaan makanan bagi hewan ovipar, misalnya ayam dan bebek. Pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak berguna.
b) Amnion
  Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat  embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.

Gambar Embrio Berumur 1 Bulan

c) Alantois
  Alantois berfungsi sebagai  organ respirasi dan pembuangan sisa metabolisme. Pada  mamalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan berkembang menjadi  tali pusat.
d) Korion
  Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari  mesoderm dan trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk, maka embrio disebut janin/fetus.
Gambar Embrio Berumur 9 Bulan




C. GESTASI

Kehamilan dapat terjadi jika sel telur matang dibuahi oleh sel sperma. Kemudian, sel telur yang dibuahi tadi diantarkan dan disimpan oleh tubuh kita ke dalam  rahim untuk kemudian tumbuh dan berkembang menjadi bayi. Wanita yang sudah dalam keadaan hamil tidak mungkin mengalami menstruasi, karena  hormon yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah fungsinya menjadi penyedia makanan bagi bayi. Kehamilan pada manusia biasanya kurang lebih sekitar 38 minggu dihitung sejak saat fertilisasi atau pembuahan, sampai saat kelahiran.Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yaitu:
1)  Tahap preembrionik (dua setengah minggu pertama)
Pada tahap pertama,  zigot tumbuh membesar melalui  pembelahan sel, dan terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, sel-sel penyusunnya pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. Sekitar 2½ minggu,  epiblas sudah membentuk 3 jaringan khusus, atau lapisan kuman, yang disebut ektoderm, endoderm, dan mesoderm.  Ektoderm tumbuh menjadi beberapa struktur termasuk  otak, urat saraf tulang belakang, syaraf, kulit, kuku, dan rambut. Endoderm membuat lapisan pelindung sistem pernapasan dan alat percernaan, dan membentuk bagian dari organ-organ tubuh yang penting seperti  hati dan  pankreas. Mesoderm membentuk  jantung,  ginjal,  tulang, tulang rawan,  otot-otot, sel-sel darah, dan struktur-struktur lainnya.
2)  Tahap embrionik (sampai akhir minggu ke delapan)
Tahap kedua ini berlangsung selama lima setengah minggu. Pada masa ini bayi disebut sebagai embrio. Pada tahap ini, organ, dan sistem tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-lapisan sel tersebut. Setelah 3 minggu otak terbagi menjadi tiga bagian utama yang disebut dengan  otak depan,  otak tengah, dan  otak belakang. Perkembangan sistem pernapasan dan sistem pencernaan juga sedang berlangsung. Sel-sel darah pertama muncul pada kantung inti telur, pembuluh darah terbentuk pada keseluruhan  embrio, dan  saluran jantung timbul. Hampir bersamaan jantung yang tumbuh dengan cepat masuk dengan sendirinya karena bilik yang terpisah sudah mulai berkembang. Jantung mulai berdenyut tiga minggu satu hari setelah proses pembuahan.Otak, urat saraf tulang belakang, dan jantung embrio mulai muncul dan dapat diidentiſ  kasikan dengan mudah pada kantung inti telur antara 3 sampai 4 minggu. Pertumbuhan yang cepat menyebabkan pelipatan pada embrio. Proses ini menyatukan sebagian kantung inti telur ke dalam lapisan pelindung sistem pencernaan dan membentuk rongga dada dan rongga perut manusia.
Setelah 4 minggu,  amnion yang jernih menyelimuti embrio dalam suatu kantung yang berisi cairan. Cairan steril ini disebut cairan amniotik yang memberikan embrio perlindungan dari kecelakaan. Jantung biasanya berdenyut sekitar 113 kali per menit. Jantung akan berdenyut sekitar 54 juta kali sebelum kelahiran dan lebih dari 3,2 milyar kali sepanjang hidup dengan perkiraan umur sekitar 80 tahun. Pada masa ini, pertumbuhan otak yang cepat terlihat dengan adanya perubahan pada otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Perkembangan anggota tubuh bagian atas dan bawah dimulai dengan tampilnya permulaan tubuh pada  janin setelah 4 minggu. Kulit terlihat transparan pada saat ini karena tebalnya hanya satu sel saja. Setelah kulit semakin menebal, kulit akan kehilangan transparansinya. Organ tubuh bagian dalam yang sedang berkembang hanya dapat dilihat dalam satu bulan lagi saja.
Antara 4 sampai 5 minggu, otak terus tumbuh dengan cepat dan membagi menjadi lima bagian yang berbeda. Kepala mengambil bagian sebesar 1/3 total ukuran  embrio. Hemisfer cerebral muncul, secara berangsur-angsur menjadi bagian otak yang paling penting. Sejumlah fungsi dikontrol hemisfer cerebral termasuk berpikir, belajar, ingatan, percakapan, penglihatan, pendengaran, gerakan yang disengaja, dan penyelesaian masalah. Pada sistem pernapasan, batang tenggorok sebelah kanan dan kiri sudah ada dan akhirnya akan menghubungkan  trakea atau  pipa udara dengan  paru-paru.  Ginjal yang permanen muncul setelah 5 minggu. Selain itu,  kantung inti telur berisi sel-sel reproduktif awal.Setelah 5 minggu, sel-sel reproduktif awal bermigrasi ke  organ-organ reproduksi yang berada di samping ginjal. Di minggu kelima juga, embrio mengembangkan piringan tangan, dan mulai membentuk formasi tulang rawan setelah 5½ minggu. Di sini akan terlihat piringan tangan sebelah kiri dan pergelangan tangan setelah 5 minggu 6 hari. Setelah enam minggu, hemisfer cerebral tumbuh lebih cepat dan tidak seimbang bila dibanding bagian otak lainnya.  Embrio mulai membuat gerak-gerak spontan dan gerak-gerak reƀ  eks. Gerakan semacam itu penting untuk meningkatkan perkembangan otot saraf yang normal. Sentuhan pada daerah mulut menyebabkan embrio secara reƀ   ektif menggerakkan kepalanya mundur.
Kemudian telinga luar mulai terbentuk. Formasi sel darah berlangsung di dalam hati di mana   limfosit sekarang telah ada. Jenis  sel darah putih ini merupakan penentu perkembangan sistem kekebalan tubuh. Sebagian dari
usus menonjol keluar untuk sementara, ke dalam  tali pusat. Proses normal ini disebut herniasi psikologis, membuat ruang untuk perkembangan organ-organ lain di dalam abdomen.
Piringan tangan mengembang jadi agak mendatar. Gelombang otak telah tercatat sejak 6 minggu dua hari. Puting susu muncul di samping batang tubuh tidak lama sebelum mencapai tempat yang sesungguhnya di bagian depan dada. Setelah 6½ minggu, siku terlihat jelas, jari-jari mulai menyebar, dan gerakan tangan sudah
bisa dilihat. Pembentukan tulang disebut dengan osiſ  kasi, dimulai di antara klavikula atau tulang bahu, tulang-tulang rahang atas, dan  rahang bawah.
Sejak minggu ketujuh, gerakan-gerakan kaki dapat dilihat seiring dengan respon terkejut. Empat bilik pada jantung hampir sempurna. Jantung pada minggu ini rata-rata berdenyut 167 kali per menit. Aktivitas elektrik jantung mulai berfungsi pada minggu ke-7½. Pada saat ini jantung telah memperlihatkan pola bergelombang seperti jantung yang dimiliki orang dewasa. Setelah minggu ke-7½ ini, di selaput jala mata mulai muncul zat warna yang terlihat jelas. Bersamaan dengan ini, kelopak mata juga mengalami pertumbuhan dengan cepat. Selain itu, jari-jari tangan mulai terpisah, akhirnya tangan juga dapat menangkup seperti kaki. Jari-jari kaki menyatu di bagian pangkal saja dan sendi lutut mulai tumbuh.
Pada minggu ke-8, otak telah berkembang semakin jauh dan beratnya hampir setengah dari berat badan embrio. Pertumbuhan ini terus berlangsung dengan cepat. Setelah minggu ke-8, 75% dari embrio memperlihatkan dominasi tangan kanan, sedangkan yang 25% dari embrio memperlihatkan dominasi tangan kiri. Hal inilah yang menyebabkan munculnya kebiasaan tangan kiri atau tangan kanan.
Antara minggu ke-7 dan ke-8, kelopak mata atas dan bawah tumbuh dengan cepat dan hampir menyatu sehingga menutupi mata. Setelah 8 minggu, embrio kadang-kadang menunjukkan gerak bernapas, meskipun tidak ada udara di dalam uterus. Ginjal juga telah memproduksi urine yang disalurkan ke dalam cairan amniotik. Pada embrio laki-laki, testis yang berkembang mulai memproduksi dan melepaskan hormon testosteron. Pada saat ini, tulang, sendi, otot, saraf, dan pembuluh darah di berbagai anggota tubuh sudah menyerupai orang dewasa. Kulit ari atau kulit luar menjadi suatu membran yang berlapis-lapis dan semakin tebal. Alis mata juga mulai tumbuh yang berupa rambut-rambut halus. Masa ini merupakan masa berakhirnya embrionik. Akhirnya, embrio manusia sudah tumbuh dari satu sel hingga mencapai 1 milyar sel yang membentuk sekitar 4.000 struktur anatomi yang mempunyai ciri khas. Pada saat ini, embrio memiliki lebih dari 90% dari struktur yang ada seperti yang dimiliki oleh orang dewasa.
3) Tahap fetus (dari minggu ke delapan sampai kelahiran)
Dimulai dari tahap ini dan seterusnya, bayi disebut sebagai   fetus. Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan kedelapan dan berakhir hingga masa kelahiran. Ciri khusus tahapan ini adalah terlihatnya fetus menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan, dan kakinya. Meskipun pada awalnya memiliki panjang 3 cm, semua organnya telah nampak. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu kelahiran.
Setelah 9 minggu,  janin mulai mengisap jempol dan janin dapat menelan cairan amniotik. Janin juga dapat menggenggam sesuatu, menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, buka tutup rahang, gerakkan lidah,
mendesah, dan merenggangkan badan. Saraf penerima di wajah, telapak tangan, dan telapak kaki dapat merasakan sentuhan ringan. "Dalam merespon suatu sentuhan ringan di telapak kaki," janin akan menekuk pinggul dan lutut serta menangkupkan jari kaki. Sekarang kelopak mata tertutup dengan rapat. Dalam laring, kemunculan pita suara menunjukkan dimulainya perkembangan pita suara. Pada janin perempuan, rahim bisa diidentiſ  kasikan dan sel-sel reproduksi awal ( oogonia), saling meniru dalam  ovarium. Alat kelamin luar mulai membuat perbedaan mendasar sebagai laki-laki atau perempuan.

 D. PERSALINAN

Proses persalinan dalam ilmu kedokteran dibagi dalam 4 tahap. Perhatikan Gambar 10.14. Pada tahap I, mulai terjadi pembukaan jalan lahir dari 1 cm sampai lengkap (10 cm). Dalam proses persalinan normal, tahap pertama ini memerlukan waktu sekitar 20 jam untuk anak pertama. Memasuki tahap II, yaitu setelah pembukaan jalan lahir lengkap sampai bayi lahir. Biasanya, tahapan ini memerlukan waktu sekitar dua jam. Selanjutnya tahap III, mulai saat bayi lahir sampai keluar ari-ari. Pada tahap ini, otot rahim berkontraksi, serviks membesar, dan bayi didorong ke luar. Persalinan yang normal umumnya kepala bayi keluar terlebih dahulu dan diikuti bagian tubuh lainnya. Pada saat berkontraksi, amnion pecah, dan cairan amnion keluar bersama bayi untuk melicinkan jalan keluar. Secara normal, tahapan ini hanya memerlukan waktu setengah jam.
Tahap IV, yaitu dua jam pasca kelahiran. Beberapa saat setelah bayi lahir dilakukan pemotongan tali pusar. Pada tali pusar tidak terdapat jaringan saraf sehingga tidak terasa sakit sewaktu dipotong. Keluarnya plasenta terjadi kira-kira tiga puluh menit setelah bayi keluar karena dinding rahim berkontraksi lagi. Proses persalinan tidak dapat terlepas dari pengaturan hormon. Adapun jenis hormon yang berperan pada proses persalinan sebagai berikut.
1) Hormon relaksin, mempengaruhi fleksibilitas simfisis pubis.
2) Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh hormon progesteron yang menghambat kontraksi dinding rahim.
3) Hormon prostaglandin, dihasilkan semua sel dalam jumlah sedikit untuk mengatasi pengaruh progesteron.
4) Hormon oksitosin, mempengaruhi kontraksi dinding uterus.
Bayi yang tidak normal, terlalu besar atau posisinya melintang, harus dilakukan bedah sesar. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan pada perut menuju rahim, selanjutnya bayi diangkat dari rahim. Setelah dilahirkan bayi memerlukan perawatan secara cermat, di antaranya dengan memberi ASI. Air susu ibu merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi terutama sejak lahir hingga bayi berusia enam bulan. Air susu ibu yang diberikan pertama kali berwarna kekuningan. Air ini dinamakan kolostrum. Kandungan protein kolostrum tiga kali lipat dari air susu ibu biasa. Kolostrum juga mengandung antibodi yang sangat tinggi sehingga mampu melawan berbagai bibit penyakit seperti salesma dan radang paru-paru. Oleh karena itu, kolostrum dapat digunakan sebagai imunisasi pertama bagi bayi.


 
E. ASI

Setelah bayi dilahirkan, tahap berikutnya yang dilakukan pada bayi adalah laktasi. Laktasi merupakan fase pemeliharaan dan  perawatan bayi yang salah satunya memberikan air susu ibu (ASI). Pada fase ini, hormon progesteron menurun kadarnya. Penurunan kadar hormon ini mempengaruhi kelenjar pituitari anterior menyekresikan prolaktin. Prolaktin tersebut menstimulasi kelenjar susu untuk memproduksi air susu ibu. Sementara proses pengeluarannya dipengaruhi oleh hormon oksitosin.
ASI yang dibentuk pertama kali dinamakan kolostrum. Kolostrum  mengandung banyak berbagai zat yang berguna bagi bayi. Misalnya saja, kandungan protein yang lebih tinggi, zat antibodi sebagai  pelindung tubuh alami, enzim lipase, zat DHA (Docosa Hexanoic Acid) dan AA (Arachidonic Acid) sebagai peningkat kecerdasan otak

Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting bagi seorang bayi,yaitu untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi.Ketika seorang bayi berusia di bawah 4 bulan, mereka belum diberikan makanan tambahan, karena pencernaannya masih halus sekali sehingga bayi hanya memer-lukan makanan khusus yang berbentuk cair, yaitu susu. ASI mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan sangat sesuai dengan  pencernaan bayi. Keutamaan ASI lainnya adalah bebas bakteri dan dapat memberikan kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi resiko bayi terkena infeksi.
Pemberian ASI saja pada bayi yang berumur di bawah 4 tahun ini disebut pem- berian ASI eksklusif. Ini merupakan salah satu cara untuk mencapai sasaran kesejahteraan ibu dan anak. Tetapi dalam praktiknya ternyata di Indonesia pada saat ini perilaku pemberian ASI eksklusif belum seperti yang diharapkan, padahal pemerintah sudah mencanangkan program pemberian ASI eksklusif sejak tahun 1990. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu kurang bisa memberikan ASI terhadap bayinya, antara lain karena kesibukan kerja, hilangnya kepercayaan diri, kurangnya penerangan, dan sosialisasi


 LINK PENDUKUNG PEMBELAJARAN
PowerPoint:
 PPT 1
 PPT 2 
 PPT 3
PPT 4
Flash:
Flash 1 
Flash 2 


OOGENESIS




Proses pembentukan ovum disebut  oogenesis. Proses ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia (sel induk telur)di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogoniumpada masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosismembentuk oosit primer. Saat embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase profase. Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas.

Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan oosit
primer melanjutkan proses meiosis I. Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder  dan yang kecil disebut badan polar pertama. Perh
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga. Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunder dan badan polar pertama melanjutkan pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal dengan istilah ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berkembang menjadi korpus luteum.

Korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron akan menghambat LH
yang memungkinkan bertahannya korpus luteum. Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum tetapi oosit sekunder pada tahap metafase II. Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder dan badan polar pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit sekunder menghasilkan 1 ootid dan 1 badan polar kedua, sedangkan badan polar pertama akan menghasilkan dua badan polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan, ootid berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga badan polar yang menempel pada ovum akan mengalami degenerasi. Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi akan menuju uterus. Sementara itu, hormon progesteron dihasilkan dan akan mempengaruhi penebalan dinding uterus sehingga siap terjadi implantasi. Jika sel telur ini tidak dibuahi akan luruh dan dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang terbentuk pada dinding uterus. Terjadinya menstruasi pertama menandakan seorang wanita mengalami pubertas. Pubertas selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan aktifnya hormon seksual
pada wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik pada wanita dan terjadinya menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya tumbuhnya payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan. Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi wanita. Secara psikologis seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akan menunjukkan sifat feminin, di antaranya senang berdandan, cenderung mengedepankan perasaan, sehingga perasaannya mudah tersentuh. Apabila sedang menghadapi suatu masalah, wanita akan cenderung mencari seorang teman untuk mencurahkan permasalahannya.



Kontrol Hormonal Pada Sistem Reproduksi Wanita

Berjalannya sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di
dalam ovarium. Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekre-sikan hormon estrogen.Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu per-tumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH. Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi.Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekre-si hormon progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.

PROSES PEMBENTUKAN SEL KELAMIN DAN OVULASI

   1. SPERMATOGENESIS      

         Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
           Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung  materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki  kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut  akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
           Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.  Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron

PROSES SPERMATOGENESIS

Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat  diploid (2n atau mengandung 23 pasang kromosom).  Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi  spermatosit  primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi  spermatosit sekunder secara meiosis (biasa dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom).  Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi  empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya.  Selanjutnya,  spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli. Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung  enzim hialurodinase dan proteinase. Enzim ini berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma.



GAMBAR SPERMA


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut:
1) Testosteron
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh  hipoſ  sis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama  pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2)  Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipoſ sis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan  hormon testosteron. Pada  masa pubertas,  androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.Pada pria, awal  pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang  penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.
3) Follicle Stimulating Hormone/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipoſ  sis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan  spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam  epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
4)  Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu  protein pengikat  androgen yang mengikat testoteron dan  estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua  hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5)  Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

2. OOGENESIS




Proses pembentukan ovum disebut  oogenesis. Proses ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia (sel induk telur)di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogoniumpada masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosismembentuk oosit primer. Saat embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase profase. Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas.

Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan oosit
primer melanjutkan proses meiosis I. Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder  dan yang kecil disebut badan polar pertama. Perh
Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga. Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunder dan badan polar pertama melanjutkan pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti pada metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal dengan istilah ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berkembang menjadi korpus luteum.

Korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron akan menghambat LH
yang memungkinkan bertahannya korpus luteum. Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum tetapi oosit sekunder pada tahap metafase II. Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder dan badan polar pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit sekunder menghasilkan 1 ootid dan 1 badan polar kedua, sedangkan badan polar pertama akan menghasilkan dua badan polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan, ootid berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga badan polar yang menempel pada ovum akan mengalami degenerasi. Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi akan menuju uterus. Sementara itu, hormon progesteron dihasilkan dan akan mempengaruhi penebalan dinding uterus sehingga siap terjadi implantasi. Jika sel telur ini tidak dibuahi akan luruh dan dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang terbentuk pada dinding uterus. Terjadinya menstruasi pertama menandakan seorang wanita mengalami pubertas. Pubertas selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan aktifnya hormon seksual
pada wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik pada wanita dan terjadinya menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya tumbuhnya payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut di ketiak dan kemaluan. Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi wanita. Secara psikologis seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akan menunjukkan sifat feminin, di antaranya senang berdandan, cenderung mengedepankan perasaan, sehingga perasaannya mudah tersentuh. Apabila sedang menghadapi suatu masalah, wanita akan cenderung mencari seorang teman untuk mencurahkan permasalahannya.


Kontrol Hormonal Pada Sistem Reproduksi Wanita

Berjalannya sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan sendirinya, namun dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di
dalam ovarium. Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekre-sikan hormon estrogen.Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen juga membantu per-tumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH. Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah menjadi korpus luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi.Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekre-si hormon progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.

3. OVULASI 
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur. Proses ovulasi dipengaruhi oleh hormon, yaitu LH dan FSH. Kedua hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di dalam otak. Pada saat inilah seorang wanita dikatakan mengalami masa subur. Masa subur bagi seorang wanita tidak berlangsung setiap hari. Satu siklus menstruasi (haid) akan dimulai pada hari pertama setelah hari terakhir masa haid sebelumnya dan berakhir pada hari pertama masa haid berikutnya. Mulai pada hari pertama siklus ini sel telur bersama folikelnya akan mengalami pematangan. Lalu pada sekitar 13 - 15 hari sebelum hari pertama haid akan terjadi ovulasi.
Setelah sel telur masak, selanjutnya akan dikeluarkan dari ovarium. Dalam proses ini, sel telur berada di dalam folikel. Folikel dan dinding ovari robek, akhirnya sel telur yang sudah matang akan keluar dan masuk ke dalam oviduk (tuba falopi) melalui infundibulum, yaitu bagian yang berbentuk seperti jari-jari. Telur yang telah dewasa ini akan masuk ke dalam saluran telur (tuba falopi) yang akan menghanyutkannya ke dalam rahim dengan cairan khusus. Sel telur dewasa ini baru akan dapat dibuahi dalam tempo 24 jam setelah dilepaskan oleh indung telur (ovarium) yaitu pada saat dalam perjalanan menuju rahim
Setelah sel telur dilepaskan, maka sel folikel menjadi kosong. Sel ini kemudian akan berubah menjadi korpus luteum. Pembentukan korpus luteum ini didikung oleh LH. Terbentuknya korpus luteum akan memicu terbentuknya hormon estrogen dan progesteron.
Selama masa subur yang berlangsung mulai 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
  1. Dengan pengaruh FH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan  liquor folikuli.
  2. Dengan desakan folikel de graaf ke permukaan ovariuj menyebabkan  penipisan dan disertai devaskularisasi.
  3. Selama pertumbuhan  menjadi folikel de graaf ovarium mengeluarkan hormone estrogen yang dapat mempengaruhi.
  • Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
  • Gerak sel rambut lumentuba  makin tinggi.
  • Peristaltic tuba makin aktif
Keiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus
  1. Dengan pengaruh LH yang semakin membesar dan fluktuasi yang mendadak , terjadi proses  pelepasan ovun yang disebut ovulasi.
  2. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae)maka ovum yang telah dilepaskan oleh  ovarium segera di tangkap oleh fimbre tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism.
  3. Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus , dalam bentuk ppematangan pertama yang artinya telah siap untuk dibuahi


Gambar Proses Ovulasi

Gambar proses ovulasi di bawah ini di teliti pada wanita Kanada berusia 45 tahun, diambil oleh seorang dokter bernama Dr Donnez, dari the Catholic University of Louvain, menggunakan kamera kecil berbentuk selang



Video Proses Ovulasi Manusia
Link Website Pendukung Pembelajaran
Link 1
Link 2
Link 3
Link 4
Link 5

Link Powerpoint Pendukung
PPT 1
PPT 2
PPT 3
PPT 4
PPT 5

Link Flash Pendukung
Flash 1
Flash 2

 
Copyright (c) 2010 BIOLOGI SMA. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes And Web Hosting Reviews.